Yogyakarta – Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang kembali mewabah di Indonesia menjadi ancaman serius bagi sektor peternakan nasional. Ahmad Romadhoni Surya Putra, Wakil Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan Pusat Muhammadiyah sekaligus Dosen Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, menyoroti pentingnya langkah kolaboratif dan berbasis data dalam mengatasi tantangan ini.
PMK merupakan penyakit yang sangat menular, berdampak signifikan pada produktivitas ternak, stabilitas ekonomi, dan pasokan pangan nasional. Ahmad Romadhoni menegaskan bahwa peternak kecil menjadi kelompok yang paling rentan terhadap dampak wabah ini. “Minimnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai PMK menjadi tantangan besar dalam upaya pencegahan dan penanganannya,” jelas Romadhoni dalam Keterangan Pers MPM PP Muhammadiyah pada Jumat (10/1) di Yogyakarta.
Peran Muhammadiyah dalam Edukasi dan Sosialisasi
Muhammadiyah, melalui Jamaah Tani Muhammadiyah, memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam mengurangi dampak negatif wabah PMK. Dengan jaringan yang kuat hingga tingkat akar rumput, Muhammadiyah dapat menyampaikan informasi yang akurat dan mendorong tindakan preventif, seperti penerapan biosekuriti dan vaksinasi.
“Sosialisasi dan edukasi yang masif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, perguruan tinggi, dan organisasi masyarakat sipil, sangat penting untuk memberdayakan peternak kecil,“ tambah Romadhoni
Vaksinasi dan Digitalisasi sebagai Solusi Utama
Terhitung sejak awal Desember 2024, jumlah kasus yang ditemukan ada total 8.483 kasus dengan 223 kematian dan 73 pemotongan paksa. Kasus tersebut tersebar di 9 provinsi, terutama Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Distribusi vaksin yang merata dan cepat menjadi prioritas utama dalam mengatasi wabah ini. Ahmad Romadhoni menyoroti perlunya pemerintah memastikan ketersediaan vaksin yang mencukupi, khususnya di daerah dengan populasi ternak tinggi.
“Sistem pengawasan dan pelaporan kasus harus diperkuat melalui digitalisasi data peternakan dan pengawasan berbasis teknologi,” ujar Romadhoni. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor, termasuk dokter hewan, insinyur peternakan, dan aktor-aktor lain, untuk menjangkau area terdampak secara lebih efektif.
Dampak pada Ketahanan Pangan dan Ekonomi Nasional
Keberhasilan dalam menangani wabah PMK bukan hanya melindungi sektor peternakan, tetapi juga menjadi pondasi bagi ketahanan pangan dan ekonomi nasional. “Program ketahanan pangan nasional sangat bergantung pada keberhasilan kita semua dalam mengendalikan PMK,” kata Romadhoni.
Majelis Pemberdayaan Masyarakat Muhammadiyah mengajak semua pihak untuk bergandengan tangan dalam mengatasi wabah ini. Dengan langkah yang terkoordinasi, cepat, dan berkelanjutan, diharapkan dampak wabah PMK dapat diminimalkan sehingga sektor peternakan dan ekonomi nasional tetap kuat.
____
Editor: Iqbal/SyiarMPM