Yogyakarta – Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengadakan kegiatan Inklusi Membatik dan Pangan Halalan Thayyiban bersama kelompok dampingan pada Minggu (13/10) di Area Joglo Andini Bawono Lestari, Sleman, Yogyakarta.
Kegiatan Inklusi ini mencakup praktik membatik, pemaparan materi mengenai pangan halal dan thayyib, serta penyerahan makanan bergizi. Kelompok dampingan yang berpartisipasi di antaranya: Kelompok Asongan, Bank Difabel, Gading, Gerkatin, Jatam Minggir, Jalamu, Kokap, Mardiko, dan Ngoro-oro.
Inklusi sosial ini juga dihadiri oleh Hilman Lathief, Bendahara PP Muhammadiyah, yang memberikan sambutan. Dalam amanatnya, ia menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan kegiatan ini.
“Pimpinan Pusat Muhammadiyah tentu sangat mengapresiasi dan mendukung kegiatan pemberdayaan yang diselenggarakan oleh MPM, seperti hari ini yang melibatkan kelompok inklusi. Dari tema kegiatan ini, Muhammadiyah sedang mengawal program ketahanan pangan. Kami memiliki banyak amal usaha, dan mungkin dari sana akan kita kembangkan lebih jauh,” tuturnya.
Ketua MPM PP Muhammadiyah, M. Nurul Yamin, dalam sambutannya menjelaskan bahwa pelaksanaan Inklusi Membatik dan Pangan Halalan Thayyiban ini bertepatan dengan peringatan Hari Batik Nasional.
“Forum rutin ini kami laksanakan setiap tiga bulan untuk menjalin silaturahmi, bertegur sapa, dan memantau kemajuan kelompok dampingan. Kegiatan membatik ini juga masih dalam nuansa Hari Batik Nasional. Selain itu, batik merupakan budaya asli kita yang memiliki nilai ekonomi tinggi,” ucapnya.
Yamin juga menambahkan bahwa kegiatan terkait pangan halalan thayyiban diadakan untuk memulai kebiasaan mengonsumsi makanan yang tidak hanya halal tetapi juga thayyib.
“Hari ini kami membagikan protein dari daging RendangMu, TelurMoe, dan sayuran. Ini adalah upaya kami dalam mendukung ketahanan pangan. Untuk menegakkan pangan yang halal, sehat, dan thayyib, diperlukan gerakan edukasi masif yang harus kita perjuangkan agar menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia,” jelasnya.
Terkait tindak lanjut kegiatan membatik, Yamin menyatakan bahwa akan ada pelatihan lanjutan.
“Mengingat banyak barang di sekitar kita seperti taplak meja, baju, dan sapu tangan yang bisa dibuat dengan batik, ini adalah peluang besar. Semoga di masa mendatang kelompok dampingan dapat menghasilkan karya batik yang tidak hanya formal tetapi juga bisa dipakai dalam keseharian,” pungkas Yamin.
Setelah kegiatan, Yamin menyerahkan TelurMoe kepada kelompok dampingan, diikuti dengan penyerahan RendangMu dari LazisMu Jateng, serta penyerahan bantuan toilet inklusi kepada Jatam Difabel Bejen dari Danone Indonesia.
Sebagai mitra MPM, LazisMu Jateng yang diwakili oleh Dwi Swasana menjelaskan tentang produksi RendangMu dan mengajak hadirin untuk berperan dalam ketahanan pangan Indonesia.
“Kami bangga dan berterima kasih telah diundang di acara ini. LazisMu, sebagai mitra MPM, selalu ikut serta dalam pemberdayaan masyarakat. RendangMu dikhususkan untuk membantu korban bencana dan kemanusiaan. Dari 250 ekor sapi kurban, dihasilkan 1.000 kaleng rendang yang mampu bertahan selama dua tahun. Kami mengajak bapak-ibu sekalian untuk berkurban dan mengambil peran dalam ketahanan pangan negeri kita,” pungkasnya.
Senada dengan Yamin, Karyanto Wibowo, Direktur Danone Indonesia, juga menyampaikan bahwa pihaknya berkomitmen untuk memberikan manfaat dan memproduksi produk halal serta thayyib.
“Ini kali kedua saya mengikuti kegiatan inklusi ini. Ini menjadi prioritas kami untuk memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar melalui produk yang halal dan thayyib. Kami berterima kasih kepada Muhammadiyah atas kerja sama ini, dan semoga ke depannya dapat ditingkatkan,” ucapnya.
Kegiatan berlangsung dengan lancar, diikuti oleh praktik membatik yang dibimbing oleh Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), serta hiburan berupa penampilan pantomim dan musik dari kelompok dampingan MPM. Di akhir kegiatan, peserta menerima bingkisan berisi makanan bergizi berupa telur, rendang, dan sayuran.