Pemberdayaan Komunitas untuk masyarakat pulau terluar, terdepan dan tertinggal (3T) berada di tiga lokasi utama yaitu Desa Tliu Kecamatan Amanuban Timur Kabupaten Timor Tengah Selatan Propinsi Nusa Tenggara Timur, Masyarakat suku dayak di Desa Batu Rajang Kecamatan Kelay Kabupaten Berau kalimantan Timur, dan masyarakat suku Kokoda di Kabupaten Sorong Propinsi Papua Barat.

Pemberdayaan komunitas khusus di daerah Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal (3T) di Desa Tli’u, Kecamatan Amanuban Timur, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dimulai oleh MPM sejak 2015. Pemberdayaan dilakukan oleh MPM dalam beberapa bidang, diantaranya:

1)             Bidang Pendidikan, Keagamaan, dan Sosial

Bidang pendidikan melalui Program Wajib Belajar yang bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI. Program Wajib Belajar yang dijalankan oleh MPM untuk memudahkan akses pendidikan bagi anak-anak bangsa di daerah 3T. Pemberdayaan MPM bidang pendidikan ini bersifat inklusi, artinya semua anak bangsa diberikan akses sama tanpa membedakan agama, suku, dan golongan untuk belajar di SD dan SMP Muhammadiyah Desa Tliu. Sementara itu dalam penguatan keagamaan dan sosial, MPM melakukan pengadaan barang untuk menambah fasilitas penunjang bagi masjid dan panti asuhan Muhammadiyah di Desa Tli’u.

2)             Pertanian

Program pemberdayaan pada bidang pertanian setelah melalui pemetaan dengan memperhatikan topografi dataran aluvial yang datar sampai berkemiringan landai dan musim panas yang panjang serta musim hujan yang singkat, maka tanaman singkong menjadi pilihan untuk diberdayakan petani sawah kering. Pemberdayaan pertanian singkong diawali dengan pelatihan pertanian lahan kering.

3)             Air Bersih

Program untuk pengadaan air bersih dilakukan pada 2019. Program air bersih tidak dilakukan dalam jangka pendek seperti penyaluran air bersih dengan tangki, melainkan dengan program jangkah menengah dengan perbaikan vegetasi alam untuk mengikat Cadangan Air Tanah (CAT) dan dilanjutkan mencari titik CAT untuk pembuatan sumur air bersih.

a.             Program jangkah menengah melalui Program Gerakan Tutup Bumi dilakukan pada 2017. Gerakan itu dipilih menjadi strategi jangka menengah dalam menyelesaikan persoalan kekeringan, mengingat salah satu penyebab minimnya air tanah adalah karena tak banyak vegetasi. Melalui penanaman pohon seperti trembesi, beringin, mahoni, dan pohon manga diharapkan akan mengikat air yang akan berguna bagi pertanian masyarakat.

b.             Di sisi lain, persoalan air bersih masih menjadi tantangan hampir di seluruh Kabupaten Timor Tengah Selatan, termasuk di Desa Tliu. Oleh karena itu, pada 2019 mulai dilakukan Program Pengadaan Air Bersih dengan mencari titik CAT dan pada 20220 baru ditemukan titik CAT. Setelah ditemukan dan dilakukan pengeboran, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan tampungan atau tandonisasi dan pipanisasi untuk mengalirkan air bersih ke rumah-rumah warga. Program air bersih ini dilakukan melalui sinergi dengan beberapa Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) seperti Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), dan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).